Dede Rustandi, begitulah namanya, pria keliharan Tasikmaya, roman muka yang ditambah dengan kacamata hitam membuat beliau terkesan tegas dan galak, namun siapa sangka beliau adalah seorang tunanetra yang juga memperjuangkan para tunanetra, hatinya lembut penuh jiwa kemanusiaan.
Jelas, terbukti dari sepak terjang beliau di dunia kenetraan yang tidak bisa dianggap remeh, beliau berjuang dari tahun 90-an hingga sekarang, tercatat beliau pernah menjadi ketua pertuni lalu setelah itu menjadi ketua itmi, dan kembali ke pertuni kemudian menjadi ketua itmi lagi.
Tanggal 17 Mei 2017. Kami pun bertemu beliau di Bekasi barat, beliau sedang membimbing para tunanetra, yang sore itu udara di Bekasi lumayan hangat, dan rumah beliau memang sedang ramai, lantaran rumahnya sedang diadakan acara program pelatihan membaca al-qur’an braille se-Jawa barat dari Ummi Maktum Voice yang dikordinatori oleh beliau sendiri.
Menurut beliau penyandang tunanetra di kota Bekasi hampir mencapai 400-an dan yang bisa membaca al-qur’an braille baru 25%, maka dari itu kita harus terus berjuang, menyampaikan dakwah secara inten. Dan memang tidak mudah perjuangan ini, karena dahulu kala bilamana dibandingkan daripada sekarang sangatlah berbeda jauh, sekarang mendapatkan al-qur’an braille itu gampang, sebab dahulu mengajukan ke departemen agama saja butuh waktu dua tahun.